MAKALAH ALAM SEMESTA, MANUSIA DAN AGAMA
ALAM SEMESTA, MANUSIA DAN AGAMA
MAKALAH
Disusun
untuk melengkapi tugas-tugas dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam dari
dosen Ustd. Mohamad Ramdan, S.Ag.
Disusun
oleh :
Yosep
14212068
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP)
GARUT
TAHUN
2015
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Puji
sukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha Esa atas rahmat dan karunianya yang
diberikan kepada penyusun sehingga
Makalah Pendidikan Agama Islam Ini dapat terselesaikan dengan baik tak lupa,
penulis ucapkan terimakasih atas dukungan rekan rekan semua, makalah ini
disusun untuk membantu didalam mengetahui Pendidikan Islam yang secara khusus
menjelaskan tentang “Alam Semesta Manusia dan Agama”.
Penyusun
mohon maaf atas kesalahan dan kekhilafan yang diperbuat baik sengaja maupun
tidak sengaja dan mengharapakan kritik dan saran demi menyempurnakan makalah
ini agar lebih baik dan dapat berguna semaksimal mengkin.
Penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa penulisan dan penyusunan makalah ini tidak mungkin
terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan dukungan dari semua pihak yang
membantu.
Akhir
kata penyusun mengucapkan terimakasih dan berharap semoga makalah ini dan
manfaat bagi kita semua yang membacanya. Semoga Allah Swt. Memberikan petunjuk
serta rahmat-nya kepada kita semua.
Wasaalamualaikum
Wr. Wb.
Garut,
11 Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar.............................................................................................
Daftar
Isi......................................................................................................
BAB
I: PENDAHULUAN.........................................................................
A. Latar
Belakang Masalah...................................................................
B. Rumusan
Masalah............................................................................
C. Tujuan
Penulisan..............................................................................
D. Manfaat
Penulisan............................................................................
BAB
II : PEMBAHASAN..........................................................................
A. Penciptaan
Alam Semesta................................................................
1.
Asal Usul Alam Semesta............................................................
2.
Eksistensi Allah..........................................................................
B. Penciptaan
Manusia dan Kehidupannya..........................................
1.
Pengertian Manusia
Menurut Pandangan Islam.........................
2.
Pengertian Hakikat
Manusia......................................................
3.
Teori-teori hakikat hidup dan kehidupan manusia.....................
C. Agama
dan Kebutuhan Manusia Terhadapnya................................
1.
Definisi Agama..........................................................................
2.
Pembagian/macam agama..........................................................
3. Agama
sebagai fitrah/kebutuhan manusia..................................
BAB
III : PENUTUP..................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................
B. Saran................................................................................................
C. Penutup............................................................................................
Daftar
Pustaka.............................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Alam
semesta adalah jagad raya yang kita saksikan didunia ini, mulai dari yang
tampak (syahadah) sampai yang tidak tampak (gaib), dari yang bernyawa sampai
yang tidak bernyawadan dari yang ada didalam perut bumi sampai yang ada diruang
angkasayang dipenuhi beribu-ribu miliar bintang. Pertanyaan yang perlu diajukan
adalah dari mana asal usul alam semesta ini? Apakah alam semesta ini terjadi
dengan sendirinya? Atau ada yang menjadikanya? Pertanyaan ini menarik para
ilmuan (sainitis) untuk melakukan penelitian hingga melahirkan berbagai teori.
Namun teori yang berlaku sampai abad ke-20 ialah bahwa alam semesta mempunyai
ukuran yang tak terbatas, ada tanpa awal, dan terus ada untuk selama-lamanya.
Manusia
adalah makhluk-Nya yang paling sempurna dan sebaik-baik ciptaan dibandingkan
makhluk-makhluk-Nya yang lain. Manusia dilengkapi akal untuk berfikir yang
membedakannya dengan binatang. Mengenai proses kejadian manusia, dalam
Al-Qur’an (QS. Al-Hijr (15) : 28-29) diterangkan bahwa manusia diciptakan dari
tanah dengan bentuk yang sebaik-baiknya kemudian ditiupkan ruh kepadanya hingga
menjadi hidup.
Banyak
ahli ilmu pengetahuan mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa manusia
berasal dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang sederhana
kemudian mengalami evolusi dan kemudian menjadi manusia seperti sekarang ini.
Di lain pihak banyak ahli agama yang menentang adanya proses evolusi manusia
tersebut. Khususnya agama Islam yang meyakini bahwa manusia pertama adalah Nabi
Adam a.s. disusul Siti Hawa dan kemudian keturunan-keturunannya hingga menjadi
banyak seperti sekarang ini. Hal ini didasarkan pada berita-berita dan
informasi-informasi yang terdapat pada kitab suci masing-masing agama yang
mengatakan bahwa Adam adalah manusia pertama.
Manusia
sebagai makhluk paling sempurna di antara makhluk-makhluk lain mampu mewujudkan
segala keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang dimilikinya. Di
samping itu manusia juga mempunyai kecenderungan untuk mencari sesuatu yang
mampu menjawab segala pertanyaan yang ada dalam benaknya. Segala keingintahuan
itu akan menjadikan manusia gelisah dan kemudian mencari pelampiasan dengan
timbulnya tindakan irrasionalitas. Munculnya pemujaan terhadap benda-benda
merupakan bukti adanya keingintahuan manusia yang diliputi oleh rasa takut
terhadap sesuatu yang tidak diketahuinya.
Kepercayaan
manusia akan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat yang
tergantung pada hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang dimaksud. Ketakutan
manusia apabila hubungan baik manusia dengan kekuatan gaib tersebut hilang,
maka hilang pulalah kesejahteraan dan kebahagiaan yang dicari.
B. Rumusan
Masalah
a. Bagaimana
Asal Usul Alam Semesta ini?
b. Coba Jelaskan Tentang Eksistensi Allah!
c. Apa
Pengertian Manusia Menurut Pandangan Islam?
d. Jelaskan
Pengertian Hakikat Manusia!
e. Sebutkan Teori-teori hakikat hidup dan kehidupan
manusia!
f. Apa Definisi Agama?
g. Sebutkan
Pembagian/macam agama!
h. Jelaskan
Agama sebagai fitrah/kebutuhan manusia!
C. Tujuan
penulisan
Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini yaitu :
a. Untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen Mata Kulia PAI
b. Mengetahui
serta memahami dan mendalami proses penciptaan alam semesta.
c. Mengetahui
serta memahami dan mendalami penciptaan manusia dan kehidupannya.
d. Mengetahui
serta memahami dan mendalami agama dan kebutuhan manusia terhadapnya.
D. Manfaat
Penulisan
a. Bagi
pengajar bisa dijadikan sebagai acuan dalam mengajar agar para peserta didiknya
dapat berprestasi lebih baik dimasa yang akan datang.
b. Bagi
penulis bisa dijadikan sebagai bahan kajian belajar dalam rangka meningkatkan
prestasi diri pada khususnya dan meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENCIPTAAN ALAM SEMESTA
1.
Asal Usul Alam Semesta
Jika
ada ilmuwan yang berpendapat bahwa alam semseta ini tanpa awal dan akhir, yang
berarti ada dengan sendirinya, tidak ada yang menciptakan dan terus ada
selamanya (abadi) serta tidak akan berubah, maka kita melihat apa yang ada
disekitar kita.
Disekitar
rumah yang kita tempati dengan segala perabotanya, makanan yang kita makan,
pakaian, sepatu dan kendaraan yang kita pakai, gedung-gedung tinggi yang ada di
ibukota tidak ada dengan sendirinya dan tidak muncul dengan tiba-tiba. Semuanya
ada yang menjadikanya dan ada asal usulnya. Tembok-tembok rumah, gedung
misalnya, ia tersusun dari batu bata dan semen yang terbuat dari kayu yang
berasal dari pohon yang tumbuh dari tanah. Besi kawat dan paku yang turut
memperkokoh rumah/gedung juga berasal dari tanah. Pertanyaan berikutnya adalah
“dari mana asal tanah ini, bumi tempat kita berpijak?” pasti bumi ini ada asal
usulnya, tidak jadi dengan sendirinya dan juga tidak jadi secara tiba-tiba.
Jika
kita tilik lebih jauh lagi, tidak hanya asal usul planet bumi saja, tetapi alam
semesta ini, ternyata alam semesta ini termasuk planet bumi, ada asal usulnya.
Temuan-temuan ilmiah di abad ke-20 dan memasuki abad ke-21, yang dilakukan oleh
para pemikir terkemuka dunia, melalui berbagai percobaan, pengamatan dan
perhitungan, fisika modern telah menemukan bahwa alam semesta telah memiliki
permulaan. bahwa ia muncul dari ketiadaan pada sebuah momen ledakan akbar,
yakni ledakan yang teramat besar. Sebaiknya alam semesta selalu mengalami
pergerakan, perubahan, dan pengembangan. Fakta-fakta yang baru ditemukan ini
memukau peti mati teori alam semesta sainitis. Sekarang fakta ini telah
diterima oleh masyarakat ilmiah.
Informasi
ini sepenuhnya sesuai dengan temuan-temuan para ilmuwan masa kini. Sebagaimana
telah dinyatkan di atas, simpulan yang telah dicapai astrofisika dewasa ini
adalah bahwa seluruh jagad raya, berikut dimensi materi dan waktu, menjadi ada
sebagai hasil dari ledakan akbar yang terjadi dahulu kala. Peristiwa ini
dikenal dengan sebutan “Big Bang”, merupakan katalis untuk penciptaan alam
semesta dari ketiadaan.
Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada
Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya?
(Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”. Dan dia menciptakan di
bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia
menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa.
(Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia
menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia
berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut
perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami
datang dengan suka hati". Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua
masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit
yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan
sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
(Fushshilat ayat 9-12
“Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu
apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: "Kun
(jadilah)", maka jadilah ia”.(QS. An-Nahl : 40)
Akal kita
sangat terbatas untuk menemukan jawaban
atas pertanyaan di ats, namun kita dapat mencari hikmah dari rahasia Allah
mengenai penciptaan itu, yakni agar hamba-hamba-Nya mengambil pelajaran supaya
bersikap perlahan, tidak tergesa-gesa dan teratur serta cermat dalam setiap
urusan. Fenomena ini merupakan refleksi dan manifetasi dari kekuasaan,
kebesaran dan keagungan sang Maha pencipta Allah Azza Wajala dan istilah islam
di kenal dengan istilah sunnatullah, yaitu ketentuan dan hukum yang ditetapkan
oleh Allah.
2. Eksistensi Allah
a. Mengalihkan
akal dan nalar kepada ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan Allah) di alam yang
berbicara bahwa di baliknya ada pencipta yang Maha Bijaksana, yaitu hukum axiomatik
menurut logika akal yang meyakini secara alamiah prinsip kausalitas tanpa
memerlukan suatu argumentasi ataupun pembuktian, yaitu bahwa ciptaan ini harus
ada penciptanya dan keteraturan ini harus ada yang mengaturnya.
(Q.S. Al Baqarah [2]: 164).
b.
Menggunakan fitrah manusia yang dengannya seseorang dapat
langsung mengetahui bahwa ia memiliki Tuhan dan sesembahan yang Maha Kuat dan
Maha Besar yang melindungi dan merawatnya.
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah);
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui,” (Q.S. Ar-Rum : 30)
c.
Kuotsi (pengambilan
fakta) oleh Al-Qur’an berdasarkan fakta sejarah manusia bahwa keimanan kepada
Allah dan Rasul-Nya merupakan suatu bahtera keselamatan bagi penganutnya dan
bahwa pendustaan terhadap Allah dan Rasul-Nya merupakan suatu ancaman yang
merupakan kehancuran serta kemusnahan.
“Maka
mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang
bersamanya dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan
ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya)”.
(Q.S. Al-A’raf : 64)
B. PENCIPTAAN MANUSIA DAN KEHIDUPANNYA
1.
Pengertian Manusia Menurut Pandangan Islam
Manusia
dalam pandangan kebendaan (materialis) hanyalah merupakan sekepal tanah di
bumi. Manusia dalam pandangan kaum materialism, tidak lebih dari kumpulan
daging, darah, urat, tulang, urat-urat darah dan alat pencernaan. Akal dan
pikiran dianggapnya barang benda, yang dihasilkan oleh otak. Pandangan ini
menimbulkan kesan seolah-olah manusia ini makhluk yang rendah dan hina, sama
dengan hewan yang hidupnya hanya untuk memenuhi keperluan dan kepuasan semata.
Dalam
pandangan Islam, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat di sisi-Nya, yang
diciptakan Allah dalam bentuk yang amat baik. Manusia diberi akal dan hati,
sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa Al-Qur’an menurut
sunah rasul. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia
dalam keadaan sebaik-baiknya (at-Tiin : 95:4). Namun demikian, manusia akan
tetap bermartabat mulia kalau mereka sebagai khalifah (makhluk alternatif)
tetap hidup dengan ajaran Allah (QS. Al-An’am : 165). Karena ilmunya itulah
manusia dilebihkan (bisa dibedakan) dengan makhluk lainnya, dan Allah
menciptakan manusia untuk berkhidmat kepada-Nya, sebagaimana firman Allah dalam
surat Adz-Dzariyat (51) : 56.
“Dan aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”.
(Adz-Dzariyat (51) : 56).
2.
Pengertian Hakikat Manusia
Manusia
adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia diantara makhluk ciptaan-Nya.
Oleh sebab itu manusia diharuskan mengenal siapa yang menciptakan dirinya
sebelum mengenal lainnya. Hakikat manusia adalah sebagai berikut :
Ø Makhluk
yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya.
Ø Makhluk
yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai
(tuntas) selama hidupnya.
Ø Individu
yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan
dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk
ditempati.
Ø Makhluk
Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan
jahat.
Ø Individu
yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan sosial, bahkan ia
tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di
dalam lingkungan sosial.
3. Teori-teori hakikat hidup dan kehidupan manusia
a. Teori Generasi Spontan
Teori ini berkembang atas dasar keyakinan bahwa
kehidupan secara berulang dan spontan berasal dari bahan-bahan tak hidup (From
non living materials by spontaneous generation).
b. Teori Penciptaan Khusus
Teori ini dilandasi oleh kepercayaan orang-orang primitif bahwa ‘hidup
dan kehidupan diciptakan oleh kekuatan supernatural’.
c. Teori Kosmozoik
Menurut teori ini, protoplasma dalam bentuk kehidupan yang sangat
sederhana mungkin telah sampai kepada planet bumi secara kebetulan berasal dari
sumber di alam ray atau ruang angkasa, dari pristiwa ini berkembanglah
kehidupan di muka bumi.
d. Teori Naturalistik
Menurut teori ini alam raya berasal dari kabut fijar berpilin. Jangka
miliaran sampai triliunan tahun yang telah lampau melalui evolusi kosmos
terjadi penurunan suhu yang juga disertai pemisahan material yang membentuk
kelompok-kelompok benda-benda langit yang disebut rasi bintang, tata surya,
planet, satelit, dll. Salah satu kelompok bintang itu adalah Bima Sakti (Milkway).
e. Teori Evolusi
Teori evolusi ini mulai terlihat kelemahan dan kebohongannya diantaranya
:
1.
Teori ini menyebutkan bahwa kehidupan terbentuk secara kebetulan.
2.
Teori ini menyatakan bahwa spesies baru terbentuk melalui seleksi alam
dan mutasi
3.
Teori ini berpendapat bahwa hewan darat berasal dari hewan laut yang
pindah ke darat.
4.
Teori ini berpendapat bahwa burung dan mamalia berevolusi dari reftil.
Hal ini mustahil diantaranya karena :
a.
Sayap burung mustahil terbentuk dan berasal dari perubahan sisik reftil.
b.
Cara bekerja paru-paru burung sama sekali berbeda dari cara kerja
paru-paru hewan darat.
c.
Tulang burung lebih ringan dibandingkan dengan tulang hewan darat. Hal
ini merupakan faktor penting bagi kemampuan terbang dan lain-lainnya.
Evolusi manusia menurut ahli paleontologi
berdasarkan tingkat evolusianya dapat dibagi menjadi :
1.
Tingkat pramanusia, fosilnya ditentukan di Johanesburg Afrika Selatan
pada tahun 1924 dan dinamai fosil Australopithecus.
2.
Tingkat manusia kera, fosilnya ditemukan di Solo pada tahun 1891 yang di
sebut Pithecantropus erectus.
3.
Manusia Purba, disebut homo neanderthalesis dan kerabatnya ditemukan di
Solo (homo soloensis).
4.
Manusia modern atau homo sapiens yang telah pandai berfikir menggunakan
otak dan nalarnya.
Namun,
ketika memasuki abad 20, bebagai penemuan mualai mempertanyakan kembali akan
teori evolusi ini, terutama tentang adanya manusia primitif, beberapa bukti
yang menyangkal hal ini adalah :
1.
Fosil yang digali di wilayah Atapuerca, Spanyol, pada tahun 1995 telah
meruntuhkan kisah ‘evolusi manusia’.
2.
Dalam majalah New Scientist terbitan 14 Maret 1998 ada artikel berjudul
“manusia dahulu lebih pintar dari yang kita perkirakan..... “ disebutkan
didalamnya bahwa 700.000 tahun yang lalu, manusia yang dinamai homo erectus
telah pandai melaut.
3.
Fosil jarum yang berusia 26.000 tahun milik Nenderthal menunjukan bahwa
mereka memiliki pengetahuan mengenai pakaian puluhan ribu tahun yang lalu.
Kemudian
juaga ada sinyalemen bahwa para penganut teori ini (kaum evolusionis) telah
melakukan kebohongan publik secara sistematis
yang dijadikan sebagai argumentasi teori ini, diantaranya :
1.
Gambar-gambar ‘manusia kera’ yang kita lihat di koran-koran atu
film-film semuanya merupakan lukisan imajinasi buatan kaum evolusionis.
2.
Kaum evolusionis juga tidak ragu membuat fosil-fosil palsu untuk
mewakili apa-apa yang tidak mereka temukan, pemalsuan yang paling termashur
adalah tenatang Manusia Piltdown dan Manusia Nebraska.
Dalam Islam
ketika berbicara asal muasal penciptaan manusia, maka tidak dapat dipisahkan
dari figur manusia pertama yaitu Nabi Adam AS. Al-Qur’an menjelasakan tentang
Adam ini dalam beberapa ayatnya, tetapi lebih kedalam figur Adam sebagai
manusia yang sempurna, baik dari segi tujuan penciptaannya ataupun tingakat
intelegasi yang tinggi dibandingkan makhluk yang lainnya, ayat tersebut antara
lain :
“Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau
berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang
khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang
merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan
memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Dan telah
diajarkanNya kepada Adam nama-nama semuanya, kemudian Dia kemukakan semua kepada
Malaikat, lalu Dia berfirman :Beritakanlah kepadaKu nama-nama itu semua, jika
adalah kamu makhluk-makhluk yang benar”. (Q.S. Al-Baqarah : 30-31)
Dalam proses,
penciptaan manusia secara efektif diciptakan melalui proses pencampuran bahan
dari laki-laki dan perempuan. Jika masuk kedalam rahim terjadilah proses
kreatif, tahap demi tahap membentuk wujud manusia.
Tahap pertama
manusia dibuat dari sripati tanah melalui makanan yang dimakan oleh laki-laki
dan perempuan, sebagian dari inti zat yang di makan menjadi bahan seperma (air
mani), yaitu bahan terciptanya manusia. Tahap kedua adalah nutfah, yaitu cairan
yang mengandung gamet pria dan gamet wanita kemudian disimpan di dalam rahim
atau uterus, yaitu wadah yang ideal untuk mengembangkan embiro. Tahap ketiga
adalah ‘alaqoh’ yaitu embiro yang berumur 24-25 hari, kemudian berubah menjadi
stadium mudghoh (26-27 hari). Selanjutnya masuk kedalam stadium tulang (idzam),
yitu cikal tulang kerangka yang terbentuk dalam stadium mudghoh (25-40 hari)
berubah menjadi tulang rawan, setelah itu embiro berada dalam stadium tulang
(idzam). Pada stadium ini tumbuh berbagai organ benda dalam posisi baru yang
berhubungan dengan pertumbuhan tulang rangka.
Setelam embiro masuk
dalam stadium dibungkus daging yang meliputi tulang-tulang tersebut. Pada
minggu kedelapan, embiro menjadi vetus membentuk otot-otot. Dalam minggu ke dua
belas terjadi asifikasi pada pusat-pusat pertulangan. Anggota badan
ber-differensiasi dan terbentuk kuku pada jari kaki dan tangan. Disamping
pertumbuhan macam-macam organ, masing-masing organ juga mengalami pertumbuhan
bersama-sama dengan pertumbuhan badan. Disamping pertumbuhan organ-organ tubuh,
dalam proses akhir kehamilan, Allah meniupkan ruh kepada bayi.
Uraian-uraian di
atas disimpulkan dari beberapa ayat Al-Qur’an, antara lain :
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati yang
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami
balut dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Mahasucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”(Q.S. Al-Mu'minun, 23:
12-14)
Selanjutnya
untuk memahami manusia secara dalam, berikut ini beberapa ciri yang membedakan
manusia dengan makhluk lainnya (M.D. Ali, 1998 : 12) yaitu :
1.
Makhluk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang baik, ciptaan Tuhan
yang paling sempurana. “sesungguhnya kami telah menjadikan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya”. (Q.S. At-Tin : 4)
2.
Manusia memiliki potensi (daya atau kemampuan yang mungkin dikembangka)
beriman kepada Allah.
3.
Manusia diciptalan Allah untuk mengabdi kepadanya. Dijelaskan dalam
Al-Qur’an surat Az-Zariat : 56.
4.
Manusia diciptakan Allah untuk menjadi Kholifah di muka bumi. Dijelaskan
dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah : 30.
5.
Manusia dilengkapi oleh Allah dengan perasaan, kemauan atau kehendak.
Dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi :29 dan Al-Insan : 3.
6.
Manusia secara individual bertanggung jawab asta segala perbuatannya.
7.
Dijelaskan dal Q.S. Ath-Thur : 21.
8.
Berakhlak. Ini merupakan ciri manusia yang membedakannya dengan makhluk lainnya.
C.
AGAMA DAN KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAPNYA
1.
Definisi Agama
Secara
bahasa, agama berasal dari bahasa sanskerta, yaitu ‘Gam’ yang mendapatkan
awalan dan akhiran ‘a’ sehingga menjadi ‘a-gam-a’ yang berarti peraturan, tata
cara upacara hubungan manusia dengan raja. Jika diucapkan dalam berbagai bahasa
asing, maka agama diucapkan menjadi beberapa istilah dibawah ini :
a. Religie
(religion) menurut pujangga kristen, Sainagustinus, berasal dari kata ‘re dan
eligare’ yang berarti ‘memilih kembali dari jalan sesat ke jalan Tuhsn’.
b. Religie,
menurut Lactantus, berasal dari kata ‘Re dan Ligare’ yang artinya menghubungkan
kembali sesuatu yang telah putus.
c. Religie
berasal dari kata ‘Re dan Ligere’, artinya meembaca berulang-ulang bacaan suci
dengan maksud agar jiwa si pembaca terpengaruh oleh kesuciannya, demikian
pendapat Cicero.
Sedangkan
menurut istilah, agama diartikan sebagai peraturan ilahi yang mendorong manusia
berakal untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat.
Dalam
Al-Qur’an agama dikenal dengan istilah al
Din yaitu keyakinan terhadap eksistensi (wujud) suatu dzat atau beberapa
dzat ghaib yang maha tinggi, ia memiliki perasaan dan kehendak, ia memiliki
wewenang untuk mengurus dan mengatur urusan yang berkenaan dengan nasib
manusia.
Singkatnya,
Addin adalah keyakinan (keimanan) tentang suatu Dzat ketuhanan (Ilahiyyah) yang
pantas untuk menerima ketaatan dan ibadah (penyembahan).
2.
Pembagian/macam agama
a. Agama
samawi atau kitabi, yaitu agama yang memiliki kitab suci wahyu Ilahi yang turun
dari langit membawa petunjuk atau hidayah Allah bagi manusia, seperti Yahudi,
dengan kitabnya Tauret yang diturunkan kepada Nabi Musa, Nasrani dengan kitab
Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa dan agama islam dengan kitabnya Al Qur’an
yang ditutunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
b. Agama
paganis (Watsaniyyah) atau agama positif (Wadhiyyah) yaitu agama yang
dihubungkan kepada bumi bukan dihubungkan kepada langit, dihubungkan kepada
manusia bukan kepada Allah seperti agama Budha, Hindu, Majusi, Konghucu, dan
lainnya.
3.
Agama sebagai fitrah/kebutuhan manusia
a. Kebutuhan
akal terhadap pengetahuan mengenai hakikat eksistensi terbesar (keberadaan
manusia di dunia).
b. Kebutuhan
fitrah manusia akan agama
c. Kebutuhan
manusia terhadap kesehatan jiwa dan kesehatan rohani.
d. Kebutuhan
masyarakat terhadap motivasi dan disiplin akhlak.
e. Kebutuhan
masyarakat terhadap solidaritas dan soliditas.
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah);
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS, Ar-Rum : 30)
Demikianlah
alam semesta, manusia dan agama merupakan tiga hal yang saling berpautan satu
dengan yang lainnya, keberadaan hal yang satu merupakan akibat adanya hal yang
lainnya. Dan hal yang lain merupakan sebab dari adanya hal selanjutnya. Bila
manusia ingin memahami dan menyelaraskan hidupnya dengan alam semesta, maka
hiduplah dengan (Islam) karena itu adalah firahnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alam semesta ini tidak terbentuk dengan
sendirinya ataupun terbentuk secara kebetulan, melainkan melalui proses yang
luar biasa yang tentunya diciptakan oleh Allah Swt, melalui proses Big Bang, Keseimbangan
yang dicapai dengan Big Bang; pembentukan alam semesta yang seketika meruupakan
bukti bahwa alam semesta tidak muncul secara kebetulan. Serta manusia sebagai
mahkluk ciptaan Allah Swt harus terus menjaga demi kelangsungan hidup yang baik
serta hidup yang selalu di berkahi Allah Swt, dan manusia sebagai khalifah
dimuka bumi ini harusnya dapat menjaga bumi ini.
Pengertian manusia menurut pandangan
Islam, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat di sisi-Nya, yang
diciptakan Allah dalam bentuk yang amat baik. Manusia diberi akal dan hati,
sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut
sunah rasul. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia
dalam keadaan sebaik-baiknya (at-Tiin : 95:4).
Manusia adalah makhluk yang sadar diri.
Ini berarti bahwa ia adalah satu-satunya makhluk hidup yang mempunyai
pengetahuan atas kehadirannya sendiri. Ia mampu mempelajari, manganalisis,
mengetahui dan menilai dirinya.
Terdapat dua pendapat mengenai asal usul
manusia, yaitu bahwa asal usul manusia dari nabi Adam a.s yang merupakan
pendapat para ahli agama sesuai dengan kitab-kitab suci sebagai dasar (termasuk
agama Islam). Pendapat kedua berdasarkan penemuan fosil-fosil oleh para ilmuan
yang berpendapat bahwa asal usul manusia sesuai dengan teori evolusi merupakan
hasil evolusi dari kera-kera besar selama bertahun-tahun dan telah mencapai
bentuk yang paling sempurna. Teori kedua yang dianggap ilmiah itu ternyata
tidak mutlak karena antara teori dengan kenyataan tidak dapat dibuktikan.
Terdapat
tiga alasan yang melatar belakangi perlunya manusia terhadap agama yaitu, fitrah manusia, kelemahan dan
kekurangan manusia, dan tantangan manusia. Berdasarkan hal-hal tersebut di
atas, maka kebutuhan manusia akan agama Tuhan yang benar lebih besar daripada
kebutuhannya akan unsur-unsur pertama untuk menjaga hidupnya seperti air,
makanan dan udara. Dan tidak ada yang mengingkari atau memperdebatkan kebenaran
ini kecuali pembangkang yang sombong, tidak berguna kesombongannya dan tidak
perlu didengar alasan-alasannya. Manusia beragama karena memerlukan sesuatu
dari agama yaitu memerlukan petunjuk-petunjuk untuk kebahagiaan hidupnya di
dunia dan akhirat.
B. Saran
Makalah
Pendidikan Agama Islam ini dibuat untuk
memenuhui salah satu tugas mata kuliah PAI, dan itulah tadi isi dari semua
materi yang penulis ambil dari buku Pendidikan Agama Islam untuk perguruan
tinggi. semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis dan para pembaca.
Penulis
mengakui bahwa dalam makalah ini masih banyak sekali kata-kata yang salah dan
tidak benar, untuk itu penulis berharap kritik dan saran sangat penulis
harapkan, karna akan menjadi suatu pacuan untuk penulis sendiri. Dan penulis
ucapkan Terima Kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan Makalah
ini
C. Penutup
Demikianlah
makalah yang sederhana ini saya susun semoga dapat bermanfaat bagi penyusun
pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Akhirnya saya merasa kerendahan hati
sebagai manusia yang mempunyai banyak sekali kekurangan. Oleh sebab itu kritik
dan saran–bahkan yang tidak membangun sekalipun- kami tunggu demi kesempurnaan
makalah selanjutnya. Semoga niat baik kita diridhai oleh Allah SWT. Amin.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Qur’an
dan terjemahannya, Departemen Agama RI, 1986/1987.
Muhammad
Ramdan, dkk. (2003). Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi, Garut :
Penerbit -
Ensikklopedia
Islam, Jakarta : Penerbit PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994, Cet. 3.
Modul
Pendidikan Agama Islam Berbasis Karakter, Jakarta : Penerbit PT RajaGrafindo Persada Syafe’i Imam,
Ruswanto, Rodliyah nunung dkk, 2012.
Komentar
Posting Komentar